Angin segar datang dari arah timur. Saat ekspor batu bara Indonesia ke dua raksasa ekonomi dunia China dan India mulai melambat, Filipina justru muncul sebagai pasar baru yang bikin semangat para pelaku tambang kembali menyala.
Penurunan ekspor ini diungkap langsung oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Surya Herjuna. Menurutnya, penyebab utama turunnya permintaan dari China dan India adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi di dua negara tersebut, yang membuat impor energi fosil mereka menurun.
“Kalau data kita, yang mulai agak naik itu Filipina. Sekarang mereka jadi backbone juga untuk ekspor batu bara kita. Artinya, ada pasar baru di samping China dan India,” ujar Surya dalam acara Coalindo Coal Conference, Kamis (6/11/2025).
Surya menjelaskan, permintaan batu bara dari Filipina masih tinggi karena negara tersebut masih sangat bergantung pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di berbagai pulaunya.
“Filipina itu kan negara kepulauan. Jadi mereka butuh pembangkit besar di tiap pulau, makanya konsumsi batu baranya masih tinggi,” tambahnya.
⚙️ Ekspor Melambat, Produksi Malah Naik: Indonesia Hadapi Tantangan Oversupply
Sebelumnya, Indonesia Mining Association (IMA) sudah lebih dulu memprediksi tren ini. Direktur Eksekutif IMA, Hendra Sinadia, mengatakan bahwa penurunan ekspor ke China dan India sudah bisa ditebak sejak tahun lalu, karena kedua negara itu kini lebih fokus meningkatkan produksi batu bara dalam negeri.
“Mereka ingin industri batubara domestiknya maju, karena kebutuhan energinya juga meningkat. Tahun lalu, China saja sudah produksi hampir 5 miliar ton batu bara,” ujar Hendra, Rabu (23/7/2025).
Masalahnya, di saat negara lain menahan impor, produksi batu bara Indonesia justru naik signifikan. Kondisi ini menciptakan situasi oversupply pasokan melimpah, tapi permintaan lesu.
“Setelah pandemi Covid mereda, oversupply memang sudah diprediksi. Dan sampai tahun depan pun kondisinya masih sama. Jadi ekspor kita pasti turun dibanding tahun lalu,” jelas Hendra.
🌏 Filipina: Harapan Baru di Tengah Lesunya Pasar Global
Dengan kondisi ekspor yang lesu ke dua negara utama, Filipina kini disebut-sebut sebagai “penyelamat ekspor batu bara Indonesia”.
Negara kepulauan itu kini jadi tulang punggung baru (backbone) perdagangan batu bara nasional.
Langkah pemerintah melalui Kementerian ESDM untuk menjajaki pasar baru di Asia Tenggara dan Asia Selatan menjadi kunci agar ekspor tetap stabil di tengah fluktuasi global.
Kalau strategi diversifikasi pasar ini berjalan mulus, bukan tak mungkin Indonesia bisa tetap jadi raja batu bara Asia, meskipun permintaan dari raksasa seperti China dan India mulai meredup.

