
Kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, ke Pulau Gag, Raja Ampat, Sabtu (7/6/2025), mendapat sambutan hangat dari masyarakat lokal yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Dalam kunjungan tersebut, warga menyuarakan dukungan mereka agar kegiatan pertambangan PT Gag Nikel tetap dilanjutkan karena dinilai memberi manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari.
“Kami tetap bisa melaut seperti biasa, kualitas air tetap jernih. Bahkan hasil tangkapan bisa kami jual ke perusahaan,” kata Fathah Abanovo (33), seorang nelayan setempat. Ia juga menyebut PT Gag Nikel turut membantu nelayan dalam bentuk pembelian bahan bakar dan alat tangkap.
Lukman Harun (34), nelayan asal Pelugak, juga membantah isu bahwa tambang merusak lingkungan laut. “Air laut tidak berubah, tetap seperti dulu. Ikan-ikan karang masih banyak. Kalau dimakan juga aman-aman saja,” ujarnya.
Mendengar langsung suara masyarakat, Menteri Bahlil yang hadir bersama Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu dan Bupati Raja Ampat Orideko Iriano Burdam menyatakan, kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kebenaran berbagai informasi yang beredar di media sosial mengenai dugaan pencemaran oleh aktivitas tambang.
“Saya hadir langsung ke Pulau Gag untuk melihat kondisi sebenarnya. Kami menghargai semua pemberitaan, tapi kita juga harus cek di lapangan agar tidak ada penilaian sepihak,” ujar Bahlil dalam sesi temu media di Hotel Swiss Bell Sorong.
Gubernur Elisa Kambu menegaskan bahwa video-video viral yang menyebutkan dampak buruk tambang terhadap wisata kemungkinan besar tidak berasal dari Pulau Gag. “Video itu tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Masyarakat di sana justru menangis minta tambang jangan ditutup,” ucap Elisa.
Menurutnya, keberadaan PT Gag Nikel memberikan dampak ekonomi positif secara langsung maupun tidak langsung bagi warga. Hal senada disampaikan Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, yang menilai aktivitas pertambangan telah menjadi sumber penghidupan utama warga Pulau Gag.
“Mereka bergantung pada tambang untuk hidup. Kita tentu mendengarkan suara rakyat. Tapi tetap, pengawasan harus ditingkatkan, terutama aspek lingkungan,” kata Orideko. Ia menambahkan pentingnya menjaga citra positif Raja Ampat sebagai kawasan wisata unggulan.
Sebagai informasi, Menteri ESDM sebelumnya sempat memutuskan penghentian sementara operasi PT Gag Nikel sebagai respons atas sejumlah laporan masyarakat mengenai dugaan pencemaran. PT Gag Nikel sendiri merupakan pemegang Kontrak Karya Generasi VII sejak 1998, dan saat ini seluruh kepemilikan sahamnya berada di bawah kendali PT ANTAM Tbk setelah akuisisi penuh atas APN Pty. Ltd. pada 2008.
Dengan kunjungan ini, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah berharap bisa mengambil keputusan berdasarkan fakta di lapangan, mengedepankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal.