
Kalimantan Timur – Pemerintah terus mengakselerasi pengembangan proyek-proyek migas strategis nasional guna memperkuat ketahanan energi nasional dan mengejar target lifting minyak dan gas bumi (migas).
Sejumlah strategi ditempuh, mulai dari percepatan proyek besar, optimalisasi sumur tua, hingga penyederhanaan perizinan.
Hal ini ditegaskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat meninjau infrastruktur energi di Kalimantan Timur, Rabu (30/4/2025).
“Salah satu contohnya adalah ENI. Kalau rencana proyeknya selesai 2029, kita minta dipercepat ke 2028. Proyek ini bisa menghasilkan sekitar 1.500 mmscfd gas dan 90 ribu barel kondensat,” ungkap Bahlil.
ENI Garap Proyek Raksasa, Dorong Ketahanan Energi Nasional
Perusahaan migas asal Italia, ENI, menjadi salah satu penggerak utama proyek strategis nasional di sektor migas. Salah satunya melalui Onshore Receiving Facility (ORF) yang menghubungkan produksi gas lepas pantai FPU Jangkrik ke titik serah di Senipah dan kilang LNG Bontang, mempercepat pasokan migas untuk kebutuhan domestik dan ekspor.
Selain itu, ENI juga tengah menyiapkan dua proyek raksasa:
- Indonesia Deepwater Development (IDD) dengan cadangan 2,67 TCF gas dan 66 juta barel minyak, dengan investasi mencapai USD 3,7 miliar.
- Geng North dengan cadangan 5,3 TCF gas, dengan total investasi sebesar USD 11,4 miliar.
Sumur Tua Masih Potensial, Lifting Gas Ditingkatkan
Dalam kunjungannya ke wilayah kerja Pertamina Hulu Mahakam, Bahlil menyaksikan secara langsung bagaimana potensi sumur-sumur tua tetap dapat dimaksimalkan.
“Kita tadi ke Pertamina Hulu Mahakam. Meski sumur-sumur tua, mereka masih bisa mempertahankan bahkan mendongkrak lifting gas dari 200-300 mmscfd menjadi 400-500 mmscfd,” jelas Bahlil.
Pemerintah Dorong Deregulasi: “Jangan Hambat Produksi dengan Izin yang Ribet”
Untuk mempercepat realisasi produksi, Bahlil menyoroti pentingnya penyederhanaan perizinan. Menurutnya, selama ini Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sering menghadapi kendala perizinan yang berbelit dan memperlambat proses operasional.
“Kalau izinnya berlarut-larut, bagaimana kita mau mengejar target produksi nasional? Kita butuh kolaborasi, termasuk dari pemerintah daerah dan para gubernur, untuk mendukung proses percepatan ini,” tegasnya.
Upaya percepatan proyek migas ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menghadapi tantangan energi global dan menjadikan Indonesia sebagai pemain penting di sektor energi, baik dalam negeri maupun di pasar internasional.