
Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) tengah gencar mensosialisasikan inovasi baru dalam dunia pertanian, yakni pemanfaatan batubara sebagai bahan baku pupuk organik ramah lingkungan.
Pupuk ini tidak hanya lebih murah dibandingkan pupuk kimia, tetapi juga memiliki keunggulan dalam meningkatkan produktivitas lahan hingga lebih dari 30% per hektar.
Batubara, yang merupakan fosil tumbuhan terawetkan, mengandung unsur hara yang hampir sempurna.
Kandungannya meliputi nitrogen, kalium, fosfat, hidrogen, fosfor, seng, kalsium, dan besi, serta lebih dari 70 unsur makro dan mikro lainnya yang mampu memenuhi kebutuhan unsur hara tanah.
Keunggulan lainnya, pupuk ini efektif memperbaiki kualitas tanah sehingga sangat bermanfaat untuk berbagai tanaman seperti padi, sayuran, buah, dan palawija.
Pupuk berbahan batubara ini telah melalui tahap uji coba di 16 provinsi, mencakup wilayah barat hingga timur Indonesia.
Produksi pupuk ini dipusatkan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dengan sasaran mendukung pertanian perkotaan serta memperkuat kebutuhan pangan nasional, terutama di daerah yang menjadi lumbung padi Indonesia.
Pemerintah pusat turut memberikan perhatian pada inovasi ini, terlebih karena pupuk ini dinilai ramah lingkungan.
Teknologi produksi pupuk berbahan dasar batubara ini telah mendapatkan hak paten dari United Nations Patent and Trademark Office (USPTO).
Dengan keunggulan tersebut, FKDB optimistis pupuk batubara dapat menjadi solusi pengganti pupuk kimia anorganik yang selama ini menimbulkan limbah berbahaya dan merusak lingkungan.
Kehadirannya diharapkan mampu mendorong pertanian berkelanjutan dan memperkuat ketahanan pangan nasional.