
Indonesia akan segera memiliki fasilitas Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) terbesar di dalam negeri dan masuk peringkat kesembilan terbesar di dunia. Hal ini diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, usai meninjau dua perusahaan gas besar, Genting Oil Kasuri dan LNG Tangguh, di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Rabu (11/6/2025).
Dalam keterangannya, Bahlil menyebut bahwa proyek FLNG yang sedang dibangun oleh Genting Oil Kasuri melalui PT Layar Nusantara Gas telah menunjukkan progres signifikan.
“Itu Floating LNG terbesar di Indonesia dan menurut laporan dari mereka, ke-9 terbesar di dunia. Tapi itu akan kita validasi progresnya. Saya akan kirim tim untuk melakukan kunjungan ke pabrik tempat mereka membangun sekarang, yaitu di Cina,” ujar Bahlil.
Proyek Gas Raksasa dari Papua Barat
FLNG ini dibangun berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada Juni 2024 antara Genting Group dan Wison New Energies, dengan nilai investasi mencapai USD 962,8 juta. FLNG tersebut memiliki kapasitas produksi 1,2 juta metrik ton per tahun (mtpa).
Fasilitas ini akan mengandalkan pasokan gas dari proyek strategis Asap Kido Merah (AKM) milik Genting Oil Kasuri. Proyek ini diproyeksikan akan mulai berproduksi pada tahun 2027, dengan kapasitas hingga 330 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau 330 juta standar kaki kubik per hari.
Strategis dan Berdampak Global
Proyek FLNG ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di kancah global sebagai pemain penting dalam industri gas alam cair. Dengan teknologi FLNG, proses pencairan gas dapat dilakukan langsung di atas laut, sehingga mempercepat distribusi dan menekan biaya logistik.
Menteri Bahlil menegaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mempercepat pengembangan infrastruktur energi di wilayah timur Indonesia dan mendukung ketahanan energi nasional.
“Kita ingin pastikan proyek-proyek besar seperti ini memberi manfaat langsung untuk daerah, dan tentu saja memperkuat posisi Indonesia sebagai negara produsen gas yang berdaulat,” tambahnya.
Proyek FLNG di Teluk Bintuni kini menjadi salah satu simbol transformasi industri energi di Papua Barat yang terus bergerak menuju kemandirian dan pemerataan pembangunan nasional.