Malam kini terasa berbeda di Desa Bandar Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin. Rumah-rumah yang dulu hanya disinari lampu minyak kini terang benderang, berkat hadirnya program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) salah satu wujud nyata implementasi Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Bagi Ruslan (52), seorang petani sawit di Dusun Sungai Putih, cahaya lampu bukan sekadar penerangan. Itu adalah simbol perubahan hidup.
“Alhamdulillah, sekarang kami bisa menikmati listrik. Saya dapat meteran 900 VA, ada juga subsidi dan pulsa Rp100 ribu untuk dua bulan. Mungkin kedengarannya sepele, tapi bagi saya ini hadiah besar,” ujarnya sambil tersenyum lebar.
Ruslan mengaku, kini ia bisa memasak nasi dengan magic jar, menyimpan minuman dingin di kulkas, dan melihat anak-anaknya belajar di bawah cahaya lampu tanpa harus khawatir kehabisan bensin untuk genset.
Dari Bising Genset ke Tenang Penuh Harapan
Sebelum program BPBL datang, Ruslan hanya mengandalkan genset kecil. Bahan bakarnya mahal, suaranya bising, dan hanya cukup menyalakan satu-dua lampu di ruang tengah. Kini, ia bisa menyalakan lampu setiap malam tanpa rasa cemas.
“Sekarang listrik nyala terus. Anak-anak bisa belajar malam hari, istri bisa menjahit sampai larut. Kami serasa hidup lagi,” katanya haru.
Ruslan berharap, warga lain di desanya segera mendapat giliran yang sama. “Semoga teman-teman saya juga segera dapat. Ini bukan cuma terang di rumah, tapi juga terang di hati,” tambahnya.
Bahlil: Pemerintah Hadir Sampai ke Pelosok
Program BPBL di Desa Bandar Jaya diserahkan langsung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Kamis (16/10). Ia menegaskan, pemerataan listrik adalah bentuk nyata kehadiran negara bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Bapak Presiden Prabowo menargetkan pada 2029–2030 semua desa di Indonesia sudah berlistrik. Sekarang masih ada sekitar 5.700 desa dan 4.400 dusun yang belum menikmati listrik, dan itu yang jadi fokus kita,” ujar Bahlil saat meninjau rumah Ruslan.
Menurut Bahlil, program listrik desa bukan sekadar soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga soal keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan.
“Masa Indonesia sudah merdeka 80 tahun, tapi masih ada desa yang gelap? Ini bukan sekadar kabel dan tiang listrik, ini tentang martabat rakyat,” tegasnya.
Dari Kenangan Gelap ke Janji Terang
Bahlil sempat menahan haru saat mengenang masa kecilnya. Ia tahu betul rasanya hidup tanpa listrik.
“Saya anak kampung yang waktu SD belajar tanpa listrik. Karena itu, saya tidak mau anak-anak sekarang mengalami hal yang sama,” kenangnya lirih.
Ia menegaskan, Presiden Prabowo sangat fokus pada pemerataan akses energi sebagai bagian dari visi Asta Cita untuk menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Target Puluhan Ribu Rumah Terlistriki Tahun Ini
Program BPBL dan Listrik Desa ini sepenuhnya dibiayai oleh APBN Kementerian ESDM. Tahun 2025, program ini menargetkan puluhan ribu rumah tangga miskin di seluruh Indonesia agar bisa menikmati listrik untuk pertama kalinya.
Di Sumatera Selatan, program Listrik Desa tahun ini mencakup 11 desa dan dusun, sementara BPBL menyasar 8.050 rumah tangga. Hingga pertengahan Oktober, 5.500 rumah sudah siap sambung, dan 2.500 lainnya masih menunggu proses administrasi daerah.
Cahaya Harapan dari Desa Bandar Jaya
Kini, Desa Bandar Jaya bukan lagi desa yang tenggelam dalam gelap. Anak-anak belajar di bawah lampu terang, ibu-ibu menambah penghasilan dari menjahit, dan para ayah bisa tersenyum lega karena tak perlu lagi mengeluarkan uang untuk bensin genset.
Bagi Ruslan dan ribuan warga lain, listrik bukan cuma tentang nyala lampu, tapi tentang hidup yang lebih layak dan masa depan yang lebih terang.

