Indonesia ternyata masih menyimpan harta karun alam yang belum tergali secara maksimal.
Meski sebagian sumber daya alam (SDA) sudah dimanfaatkan, pemerintah menegaskan masih banyak cadangan bernilai besar yang siap dikelola untuk menambah penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Hal ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Menteri Keuangan Bidang PNBP, Mochamad Agus Rofiudin, dalam taklimat media di Bogor, Jawa Barat, Senin (13/10/2025).
“Potensi kita besar. Yang belum digali itu masih banyak,” ujar Rofiudin.
Pemerintah mencatat, sejumlah komoditas SDA masih punya umur cadangan yang panjang bahkan bisa bertahan hingga ratusan tahun!
Beberapa di antaranya:
- Batu bara: cadangan sekitar 27,16 miliar ton, bisa bertahan 56–192 tahun.
- Bauksit: cadangan 9,11 miliar ton, juga bertahan 56–192 tahun.
- Tembaga: potensi 18,41 miliar ton, usia cadangan 27–66 tahun.
- Timah: masih punya 8,28 miliar ton, bisa dikelola hingga 40 tahun.
- Nikel–Kobalt: sekitar 19,35 miliar ton, untuk 35 tahun ke depan.
- Emas & perak: masing-masing 18,87 miliar ton dan 12,81 miliar ton, cukup untuk 33–60 tahun.
- Migas: minyak 0,5 miliar ton (17–25 tahun), gas bumi 1,5 miliar ton.
- Panas bumi: potensi hingga 23,7 gigawatt (GW).
“Timah yang sudah digali sejak zaman Belanda saja ternyata baru di permukaan. Masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal,” tegas Rofiudin.
Selain dari sumber daya alam, potensi PNBP dari sektor non-SDA juga masih sangat besar.
Rofiudin mengatakan, pemerintah akan terus menggali peluang baru untuk menutup hilangnya kontribusi dividen BUMN (Kekayaan Negara Dipisahkan/KND) yang kini sudah dialihkan ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Sejak pembentukan Danantara tahun ini, sekitar Rp 80 triliun dividen BUMN telah dialihkan dari kas negara. Tahun depan, pemerintah tak lagi menerima setoran dividen langsung dari BUMN.
“Kalau tahun ini masih dapat Rp 10–11 triliun, tahun depan sudah enggak. Kecuali dari saham merah putih pemerintah, dan itu kecil sekali,” ujarnya.
Meskipun beberapa sumber penerimaan berubah, pemerintah tetap optimistis. Dalam APBN 2026, target PNBP dipasang sebesar Rp 459,2 triliun.
Angka ini terdiri dari:
- SDA Migas: Rp 113,1 triliun
- SDA Non-Migas: Rp 123,5 triliun
- PNBP lainnya: Rp 122,5 triliun
- Pendapatan BLU: Rp 98,3 triliun
Meski target 2026 menurun dibanding realisasi 2024 (Rp 584,4 triliun), pemerintah yakin potensi baru dari SDA dan non-SDA bisa menutup kekurangan tersebut.
Rofiudin menegaskan, Indonesia punya modal besar untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional, asal potensi alam dan aset negara dikelola secara bijak dan berkelanjutan.
“Kita punya tembaga, nikel, bauksit, emas, panas bumi semua itu belum dimanfaatkan maksimal. Ini waktunya kita kelola secara optimal untuk masa depan,” tutupnya.

