Lubang tambang batu bara biasanya identik dengan kegelapan, debu, dan cerita masa lalu industri. Tapi di Sawahlunto, paradigma itu resmi berubah. Area eks-tambang kini justru menjadi “laboratorium raksasa” untuk pendidikan dan riset akademis.
PT Bukit Asam Tbk Unit Pertambangan Ombilin (PTBA UPO) mengubah lubang tambang yang sudah tidak lagi berproduksi menjadi lubang pendidikan, tempat mahasiswa, peneliti, dan praktisi pertambangan belajar langsung dari “perut bumi”.
Di lokasi tersebut, para pekerja melakukan pengeboran khusus untuk kebutuhan edukasi sebagai bagian dari pemeliharaan lubang tambang. Aktivitas yang dulu hanya dilakukan untuk eksplorasi industri, kini menjadi sumber ilmu dan riset berbasis kondisi nyata, bukan sekadar teori buku teks.
Inisiatif ini menjadikan Sawahlunto sebagai pionir transformasi kawasan pascatambang, bukan hanya untuk wisata sejarah, tetapi juga untuk pusat pembelajaran geologi dan pertambangan paling autentik di Indonesia.
Mahasiswa kini dapat melihat langsung struktur batuan, metode pengeboran, ventilasi tambang hingga teknologi keselamatan kerja sebuah pengalaman hands-on yang sulit ditemukan di ruang kelas.
Transformasi ini juga membuka peluang kolaborasi riset lintas kampus dan instansi, dan ke depan, Sawahlunto berpotensi menjadi tujuan study tour dan tempat magang wajib bagi universitas teknik pertambangan di seluruh Indonesia.
Dengan langkah ini, PTBA UPO menunjukkan bahwa tambang tidak harus berakhir dengan penutupan, tapi dapat “reinkarnasi” menjadi pusat pengetahuan yang bermanfaat untuk generasi berikutnya.
Sawahlunto, yang dulu dikenal sebagai kota tambang tua, kini mencetak babak baru sebagai kota ilmu pertambangan di mana warisan industri berubah menjadi mesin pencetak SDM unggul.



