
Indonesia terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu produsen batubara terbesar di dunia dengan produksi mencapai 400 juta ton per tahun.
Sebagian besar hasil produksi ini diekspor ke negara-negara seperti Tiongkok, Malaysia, dan India untuk mendukung kebutuhan energi global.
Menurut Nur Pamudji, mantan Direktur Utama PLN (2011-2014), batubara Indonesia memainkan peran vital dalam proyek-proyek besar energi internasional.
Salah satu contohnya adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbesar di Malaysia dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW), yang sebagian besar bahan bakarnya berasal dari batubara Indonesia.
“Malaysia sedang menyelesaikan PLTU berkapasitas besar, dan itu tidak mungkin menggunakan batubara dari negara lain. Batubara itu dari Indonesia,” ujar Nur.
Selain Malaysia, Tiongkok juga menjadi konsumen utama batubara Indonesia. Meski sempat dikenal sebagai negara dengan tingkat polusi tinggi akibat penggunaan batubara, Tiongkok kini telah mengadopsi teknologi baru untuk menekan emisi dari PLTU mereka.
“Tiongkok berbeda dengan dulu. Sekarang mereka punya teknologi agar emisi dari PLTU tidak terlalu besar,” jelas Nur.
Ia juga menambahkan bahwa Tiongkok mulai mengganti PLTU berkapasitas kecil (300 MW) dengan PLTU berkapasitas besar (1.000 MW) yang lebih efisien dan menghasilkan emisi lebih rendah.
Langkah ini sejalan dengan komitmen Tiongkok dalam menurunkan emisi karbon, sekaligus menjadikan batubara sebagai pilihan energi termurah dibandingkan gas dan minyak.
Di sisi lain, Nur menegaskan bahwa Indonesia juga harus mengurangi ekspor batubara dengan cara meningkatkan pembangunan PLTU domestik.
Dengan adanya Keputusan Menteri ESDM No. 2186.K/91/MEM/2014, PLN kini dapat mempercepat pengadaan lahan untuk proyek pembangkit listrik.
“Keluarnya Kepmen ini membuat proyek PLN yang sebelumnya tersendat karena masalah lahan menjadi lebih cepat selesai. Jika ada sengketa lahan, bisa langsung dibawa ke pengadilan,” jelas Nur.
Ia optimis bahwa percepatan pembangunan PLTU batubara di dalam negeri akan mengurangi ketergantungan pada ekspor dan mengoptimalkan pemanfaatan batubara untuk kebutuhan energi nasional.
Batubara tetap menjadi energi termurah untuk memenuhi kebutuhan listrik, baik di Indonesia maupun di negara lain.
Dengan efisiensi yang terus meningkat melalui pembangunan PLTU berkapasitas besar, Indonesia memiliki peluang untuk terus menjadi pemain utama dalam penyediaan energi global, sekaligus memperkuat ketahanan energi domestik.