
Komitmen pemerintah dalam mendorong transisi energi yang adil dan merata kembali ditegaskan melalui peluncuran Program Patriot Energi Angkatan IV.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM dengan Yayasan IBEKA (Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan).
Dirancang sebagai bagian dari strategi percepatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), program ini memberdayakan pemuda-pemudi pilihan sebagai fasilitator energi bersih di wilayah 4T (Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Transmigrasi).
“Transisi energi bukan sekadar pilihan, tetapi keniscayaan. Ini adalah jalan untuk menjawab tantangan perubahan iklim, menjaga ketahanan energi, dan menciptakan masa depan yang berkeadilan,” ujar Dirjen EBTKE Eniya Listiani Dewi, saat membuka acara peluncuran program di Jakarta.
Tantangan Energi dan Peran Strategis Patriot
Meskipun Indonesia memiliki potensi EBT lebih dari 3.600 GW, pemanfaatannya masih jauh dari optimal, yakni baru mencapai 15,6 GW. Sementara rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 99,83% pada triwulan I 2025, sekitar 5.700 desa dan 1,3 juta rumah tangga masih belum menikmati akses listrik dari PLN.
Program Patriot Energi hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Melalui pendampingan langsung, para patriot ditugaskan tidak hanya untuk mendukung pembangunan infrastruktur energi terbarukan, tetapi juga mengedukasi masyarakat, memetakan potensi energi lokal, dan membentuk organisasi pengelola energi yang mandiri.
“Energi yang adil berarti tidak ada satu pun warga negara yang tertinggal. Patriot Energi hadir sebagai jembatan keadilan energi di seluruh pelosok negeri,” tambah Eniya.
Program ini mendukung implementasi target pembangunan pembangkit EBT sebesar 42,6 GW dalam 10 tahun sebagaimana tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, termasuk 10,3 GW sistem penyimpanan energi.
Bukan Sekadar Penempatan, Tapi Gerakan Pengabdian
Eniya menekankan bahwa Patriot Energi bukan sekadar program teknis, melainkan gerakan sosial. Ia berharap para patriot mampu menyalakan semangat gotong royong dan perubahan dari akar rumput.
“Jadilah pelopor yang tak hanya menyulut cahaya lampu, tetapi juga semangat belajar dan semangat bangkit di tengah masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan IBEKA Tri Mumpuni menjelaskan bahwa pelaksanaan angkatan keempat ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani pada Juli 2024. Sebelumnya, program telah dilaksanakan dalam tiga angkatan: 2015, 2016, dan 2021.
Rekrutmen dan Pelatihan Patriot Energi IV
Rekrutmen untuk Angkatan IV dilakukan pada Oktober–November 2024, menjaring 1.459 pendaftar dari 38 provinsi. Setelah melalui proses seleksi ketat, termasuk pemeriksaan kesehatan, terpilih 32 orang Patriot dari 14 provinsi.
Pelatihan dilaksanakan secara bertahap dari April hingga Juli 2025, termasuk pelatihan lapangan (live-in) di empat desa di wilayah Subang. Mereka akan ditempatkan di berbagai daerah 4T untuk mendampingi masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan solusi energi terbarukan berbasis potensi lokal.
“Tujuan utamanya adalah pemerataan pembangunan melalui akses listrik berbasis EBT. Ini soal keadilan sosial, bukan sekadar pembangunan infrastruktur,” pungkas Tri Mumpuni.