
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengajak para lulusan Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung untuk menjadi agen perubahan dalam mempercepat hilirisasi dan inovasi di sektor energi dan pertambangan. Pesan itu ia sampaikan saat menghadiri Wisuda Diploma Tiga ke-4 Tahun Akademik 2024/2025 sekaligus Dies Natalis ke-6 PEP Bandung di Jawa Barat, Rabu (13/8).
Yuliot menegaskan, hilirisasi bukan sekadar strategi ekonomi, tetapi langkah penting menuju kemandirian bangsa dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. “Kalau kita menjual mentah, nilainya hanya 1. Tapi jika kita hilirisasikan di dalam negeri, nilai tambahnya bisa 10, 20, bahkan ratusan kali lipat,” jelasnya.
Indonesia memiliki kekayaan tambang yang menempatkannya di jajaran produsen utama dunia:
- Bauksit: cadangan peringkat ke-4 dunia, produksi ke-6.
- Tembaga: cadangan peringkat ke-9 dunia.
- Emas: cadangan ke-4, produksi ke-8.
- Timah: cadangan & produksi peringkat ke-1 dunia.
- Batubara: cadangan ke-6, produksi ke-3.
- Nikel: produksi nomor 1 dunia.
Menurut Yuliot, kekayaan ini harus dioptimalkan untuk membangun rantai pasok industri nasional, sehingga Indonesia memegang kendali dalam ekosistem produk setengah jadi, komponen, hingga produk akhir. Ia menggarisbawahi, keberlanjutan hilirisasi menjadi prioritas Presiden Prabowo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Program hilirisasi diperkirakan mampu menarik investasi hingga USD 618 miliar, menciptakan tiga juta lapangan kerja, dan meningkatkan PDB serta ekspor secara signifikan pada 2040. Subsektor migas dan minerba menjadi penopang utama, menyumbang 91,7% dari total investasi.
“Dengan skala sebesar ini, kita memerlukan SDM unggul. Pendidikan vokasi seperti PEP Bandung menjadi ujung tombak menyiapkan tenaga terampil yang siap pakai,” kata Yuliot.
Sejak berdiri, PEP Bandung telah membekali mahasiswa dengan pendidikan berbasis kompetensi, kurikulum adaptif, fasilitas praktik industri, dan kemitraan erat dengan perusahaan. Hasilnya, 90% lulusan telah terserap di dunia kerja, menurut data BPSDM ESDM.
Tahun ini, PEP Bandung mewisuda 62 lulusan:
- Teknik Geologi: 24 orang
- Teknologi Pertambangan: 24 orang
- Teknologi Metalurgi: 14 orang
Dari total lulusan, 15 orang menerima beasiswa Kementerian ESDM, 14 orang beasiswa kerja sama perusahaan, tiga mahasiswa berprestasi PEP, dan 30 orang pembiayaan mandiri.
Acara wisuda dan Dies Natalis turut dihadiri oleh Sekjen Kementerian ESDM, Kepala BPSDM ESDM, Dirjen Penegakan Hukum ESDM, serta Ibu Menteri dan Ibu Wakil Menteri ESDM selaku penasihat dan wakil penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian ESDM.
Dengan potensi alam yang luar biasa dan dukungan SDM terampil, Indonesia diharapkan mampu melompat menjadi pemain utama dunia dalam industri energi dan pertambangan. Yuliot optimistis, para lulusan PEP Bandung akan menjadi motor penggerak yang membawa Indonesia menuju puncak kemandirian energi.