Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali bikin gebrakan! Kali ini, 10 mineral baru resmi dimasukkan ke daftar strategis nasional Amerika Serikat (AS) karena dianggap vital bagi ekonomi dan keamanan negara.
Mineral-mineral itu termasuk tembaga, yang jadi bahan utama kendaraan listrik dan pusat data, serta batu bara metalurgi, bahan penting untuk produksi baja. Langkah ini diumumkan Departemen Dalam Negeri AS pada Kamis waktu setempat (6/11/2025), dan diyakini akan mengubah arah kebijakan energi dan industri AS ke depan.
Daftar ini bukan sekadar formalitas ia akan jadi cetak biru bagi Washington dalam mengamankan pasokan bahan mentah penting untuk teknologi pertahanan, energi bersih, dan manufaktur nasional.
“Daftar yang diperluas ini memberikan peta jalan yang jelas untuk mengurangi ketergantungan kita pada musuh asing, memperluas produksi dalam negeri, dan melepaskan inovasi Amerika,” ujar Menteri Dalam Negeri AS Doug Burgum, dikutip Reuters, Jumat (7/11).
Langkah ini disebut sebagai upaya strategis untuk mengurangi dominasi China, yang saat ini menguasai sekitar 80% pemurnian mineral penting dunia. Dengan daftar baru ini, proyek-proyek tambang dan energi di AS bisa mengakses insentif federal, prioritas riset, hingga dukungan penimbunan strategis.
Selain batu bara dan tembaga, daftar baru juga mencakup uranium, boron, timbal, fosfat, kalium, renium, silikon, dan perak.
⚙️ Dampak dan Pro-Kontra di Dalam Negeri
Langkah Trump ini langsung menuai reaksi keras dari aktivis lingkungan. Mereka menilai kebijakan ini hanya menguntungkan perusahaan tambang dan mengabaikan dampak sosial serta polusi lingkungan.
“Alih-alih memprioritaskan keuntungan perusahaan, kita seharusnya fokus pada solusi nyata seperti daur ulang dan penggunaan kembali mineral,” tegas Cameron Walkup, aktivis dari Earthjustice Action.
Namun di sisi lain, kalangan industri menyambut positif kebijakan ini. Misalnya, Corey Rosenbusch, CEO The Fertilizer Institute, menyebut penambahan kalium dan fosfat sebagai langkah penting untuk menjamin pasokan pupuk global dan ketahanan pangan.
“Kedua mineral ini penting untuk pertanian dan memberi makan masyarakat kita,” ujarnya.
💰 Politik Energi dan Kepentingan Ekonomi
Kebijakan ini juga sejalan dengan dukungan Trump terhadap bahan bakar fosil. Padahal, tren energi AS belakangan justru menunjukkan penurunan besar: antara 2010–2024, kapasitas pembangkit listrik berbasis batu bara anjlok 43% atau sekitar 145 gigawatt (GW).
Meski begitu, AS masih menyimpan cadangan batu bara raksasa sebesar 264 miliar ton cukup untuk memenuhi kebutuhan energi selama 225 tahun ke depan.
Tambang-tambang batu bara metalurgi yang sempat tutup akibat turunnya ekspor ke China kini diharapkan bisa hidup kembali lewat insentif federal.
Sementara itu, tembaga disebut-sebut akan jadi “bintang baru” karena perannya yang vital di era transisi energi. Produsen besar seperti Freeport-McMoRan siap menggenjot produksi dari 7 tambang besar dan 2 smelter utama di AS.
“Kita akan terus mendorong perluasan daftar ini untuk memastikan Amerika punya sumber daya yang cukup, terutama saat dibutuhkan,” kata Rich Nolan, Presiden dan CEO National Mining Association.
🔋 Kesimpulan: Antara Ambisi Industri dan Ancaman Ekologi
Kebijakan mineral strategis Trump ini memperlihatkan dua wajah Amerika: satu berambisi membangun kembali kekuatan industri dan kemandirian energi, tapi di sisi lain menghadapi kritik keras soal lingkungan dan keberlanjutan.
Apakah langkah ini akan membawa AS menuju “era baru energi nasional” atau justru menghidupkan kembali era batu bara yang lama waktu yang akan menjawab.

