
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak menjadi 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada 2028-2029.
Target ini sesuai dengan Asta Cita Ketahanan dan Swasembada Energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Penegasan tersebut disampaikan Bahlil dalam Keynote Speech pada acara “Beritasatu Economic Outlook 2025” di Jakarta,.
“Dalam Asta Cita Presiden Prabowo, ada empat fokus utama: ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi, dan makanan bergizi. Saya kebagian dua tugas, yaitu ketahanan energi dan hilirisasi,” ujar Bahlil.
Kondisi Minyak Indonesia Saat Ini
Bahlil mengungkapkan perbedaan signifikan antara situasi lifting minyak pada 1996-1997 dengan kondisi saat ini.
Pada 1996-1997, lifting minyak Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara konsumsi hanya sekitar 600 ribu barel, sehingga Indonesia mampu mengekspor 1 juta barel per hari.
Namun, pada akhir 2024, lifting minyak hanya berada di angka 690 ribu barel per hari, sementara impor minyak mencapai 1 juta barel per hari.
“Yang ironi, 58% impor minyak kita berasal dari Singapura, negara yang tidak memiliki sumber minyak. Harganya pun sama dengan minyak dari Timur Tengah,” kata Bahlil.
Tiga Strategi Utama Tingkatkan Lifting Minyak
Untuk mencapai target lifting pada 2028-2029, Bahlil menyebutkan tiga langkah strategis yang akan ditempuh:
- Reaktivasi Sumur Idle
Pemerintah akan menggarap sekitar 16.000 sumur idle dari total 40.000 sumur yang masih dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). - Optimalisasi Teknologi
Optimalisasi sumur yang ada akan dilakukan melalui penerapan teknologi, termasuk Enhanced Oil Recovery (EOR), untuk meningkatkan produksi minyak. - Percepatan Pengembangan Sumur Baru
Terdapat 300 sumur yang telah selesai dieksplorasi tetapi belum memiliki Plan of Development (PoD). Pemerintah akan mempercepat pengembangan sumur-sumur ini.
Penerapan Teknologi Horizontal Drilling
Selain ketiga strategi tersebut, Bahlil menyebutkan bahwa pemerintah akan mengubah teknis pola pengeboran dengan menerapkan horizontal drilling, seperti yang dilakukan Amerika Serikat.
“Di Amerika, produksi minyak naik dari 3 juta menjadi 13 juta barel per hari dengan horizontal drilling. Teknik ini memungkinkan minyak yang sebelumnya sulit terangkut ikut terangkat,” jelasnya.
Harapan ke Depan
Melalui langkah-langkah tersebut, pemerintah optimis dapat mencapai swasembada energi sesuai dengan visi besar Presiden Prabowo.
“Kita sedang mempersiapkan semua sumber daya yang ada agar Indonesia kembali menjadi produsen minyak yang kuat dan mengurangi ketergantungan pada impor,” tutup Bahlil.