
Naik turunnya harga batubara sangat bergantung pada kualitasnya. Semakin baik kualitas batubara, maka harga jualnya juga akan semakin tinggi.
Untuk memastikan kualitas batubara yang bernilai tinggi di pasaran, terdapat beberapa teknik pengukuran yang umum dilakukan.
Berikut adalah beberapa teknik pengukuran kualitas batubara yang dilakukan untuk menentukan nilai jualnya:
1. Kadar Kelembaban (Moisture Content)
Kadar kelembaban dibagi menjadi dua jenis, yaitu free moisture dan inherent moisture, yang jika digabungkan akan menjadi total moisture. Tingkat kelembaban ini mempengaruhi kebutuhan udara primer untuk proses pengeringan batubara. Semakin tinggi kelembaban, semakin banyak pula udara yang dibutuhkan.
2. Tingkat Ketergerusan (Hardgrove Grindability Index)
Tingkat ketergerusan berpengaruh pada efisiensi kerja pulveriser. Jika nilai ketergerusan rendah, maka kapasitas operasi pulveriser harus disesuaikan agar tingkat kehalusan yang diinginkan dapat tercapai.
3. Ukuran Batubara (Coal Size)
Batubara diklasifikasikan berdasarkan ukuran butirannya. Dust coal atau batubara halus biasanya berukuran maksimal 3 mm, sementara lump coal atau batubara kasar mencapai 50 mm. Ukuran ini diamati untuk menyesuaikan kebutuhan proses pengolahan.
4. Kadar Sulfur (Sulfur Content)
Batubara mengandung tiga jenis sulfur, yaitu organic sulfur, sulfate sulfur, dan pyritic sulfur. Kandungan sulfur total (total sulfur) diukur untuk menentukan tingkat korosi yang dapat terjadi pada elemen pemanas udara.
5. Kadar Abu (Ash Content)
Saat pembakaran, abu yang dihasilkan terbagi menjadi fly ash (80%) dan bottom ash (20%). Kadar abu ini memengaruhi keausan peralatan, tingkat korosi, dan kebersihan lingkungan proses pembakaran.
6. Kadar Karbon (Fixed Carbon)
Kadar karbon dihitung dengan mengurangi total kadar kelembaban, kadar abu, dan kadar zat terbang dari 100. Kandungan karbon ini penting untuk menentukan fuel ratio yang diperlukan dalam pembakaran.
7. Kadar Kalori (Calorific Value)
Kadar kalori menjadi indikator utama kualitas batubara. Semakin tinggi kadar kalori, semakin rendah laju aliran batubara, sehingga diperlukan penyesuaian pada coal feeder. Kadar kalori juga berpengaruh pada efisiensi pembakaran.
8. Zat Terbang (Volatile Matter)
Zat terbang memengaruhi pembakaran dan intensitas api. Kandungannya dihitung berdasarkan rasio antara karbon dan zat terbang, yang dikenal sebagai fuel ratio.
Proses Analisis dan Pengolahan
Untuk menentukan parameter-parameter di atas, diperlukan analisis laboratorium yang mendalam.
Setelah itu, batubara akan diolah secara terukur untuk menghasilkan kualitas tinggi yang memenuhi standar pasar.
Menentukan kualitas batubara memerlukan pengukuran yang detail dan akurat. Setiap parameter, mulai dari kadar kelembaban hingga kadar kalori, berperan penting dalam menilai nilai jual batubara.
Proses ini menjadi kunci untuk memastikan batubara memenuhi kebutuhan industri dan tetap kompetitif di pasar global.