
Harga batu bara global kembali melanjutkan tren penguatan dalam tiga hari terakhir, dipicu oleh lonjakan permintaan dari dua konsumen utama dunia, India dan China. Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara ditutup pada level US$113,4 per ton, menguat 2,02% pada penutupan perdagangan terakhir.
Kenaikan ini memperpanjang rally harga selama tiga hari berturut-turut, dengan total penguatan mencapai 6,83%. Level tersebut merupakan harga tertinggi sejak 6 Februari 2025, menandai momentum pemulihan yang signifikan dalam empat bulan terakhir.
Penguatan harga terjadi di tengah sinyal pemulihan permintaan, seiring meningkatnya impor batu bara termal oleh India dan China sepanjang Mei ke level tertinggi dalam lima bulan. Di China, lonjakan permintaan turut didorong oleh peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara pada kuartal I/2025, serta seruan dari otoritas perencanaan negara (NDRC) untuk mengisi kembali stok batu bara nasional.
Namun demikian, secara tahunan, kontrak berjangka batu bara Newcastle untuk pengiriman bulan depan masih mencatat penurunan lebih dari 15%, mencerminkan kondisi pasar global yang masih dibayangi kelebihan pasokan.
Di sisi lain, output listrik dari bahan bakar fosil di China justru turun 4,7% secara tahunan pada kuartal pertama, seiring lemahnya permintaan listrik dan kontribusi lebih besar dari energi terbarukan.
Pasar Kokas dan Batu Bara Kokas Stabil, Tapi Tantangan Profitabilitas Masih Menghantui
Pasar kokas metalurgi dan batu bara kokas menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah periode penurunan harga. Meski demikian, sebagian besar perusahaan kokas masih mencatatkan kerugian akibat kombinasi tekanan harga, tingginya biaya operasional, dan belum pulihnya margin keuntungan.
Harga produk saat ini bervariasi tergantung kualitas dan metode pemrosesan:
- Kokas metalurgi berkualitas tinggi (dry quenching): CNY 1.440/ton
- Kokas semi-tinggi (dry quenching): CNY 1.300/ton
- Kokas berkualitas tinggi (wet quenching): CNY 1.120/ton
- Kokas semi-tinggi (wet quenching): CNY 1.030/ton
- Batu bara kokas rendah sulfur di Linfen & Tangshan: CNY 1.180/ton
Tekanan keuangan memaksa banyak produsen untuk melakukan penyesuaian produksi secara strategis, yang mulai menunjukkan efek positif terhadap keseimbangan pasokan di pasar. Penurunan stok di fasilitas produksi menjadi sinyal bahwa penjualan mulai membaik dan tekanan dari sisi suplai mulai mereda.
Gangguan pasokan akibat inspeksi lingkungan di beberapa wilayah juga turut memperketat pasokan batu bara dan menopang harga di pasar domestik China.
Industri Baja Beri Sinyal Positif
Sebagai sektor utama pengguna kokas, industri baja memperlihatkan geliat yang menjanjikan. Tingkat produksi pabrik baja tetap moderat, tanpa pemangkasan signifikan, menandakan strategi bertahan di tengah fluktuasi pasar. Selain itu, aktivitas pengisian ulang stok mulai meningkat, mencerminkan pulihnya kepercayaan pasar dan ekspektasi stabilitas harga dalam jangka pendek.
Pelonggaran kontrol terhadap volume bahan baku oleh pabrik baja juga memperlancar rantai pasok, mengurangi risiko kelebihan stok, dan membentuk fondasi psikologis positif dalam negosiasi harga.
Prospek Pasar Batu Bara: Waspadai Volatilitas
Meski tren penguatan harga batu bara saat ini tampak menjanjikan, pelaku pasar tetap disarankan berhati-hati terhadap volatilitas jangka pendek, terutama mengingat faktor-faktor eksternal seperti kebijakan energi China, dinamika transisi energi global, serta ketidakpastian geopolitik yang masih bisa mempengaruhi permintaan dan pasokan secara tiba-tiba.