
Sejarah helm keselamatan di industri pertambangan memiliki perjalanan panjang yang menarik, dimulai dari sastrawan Cekoslovakia, Franz Kafka, yang secara tidak langsung berkontribusi pada pengembangan topi keras pada tahun 1912.
Penemuan ini menjadi fondasi bagi inovasi perlindungan kepala yang terus berkembang hingga saat ini.
Seiring waktu, helm keselamatan terus berevolusi, baik dari segi desain maupun teknologi. Pada tahun 1919, industrialis Amerika, Edward Dickinson Bullard, mematenkan “Hard-Boiled Hat,” sebuah topi keras yang terbuat dari kanvas kukus, lem, dan cat hitam, yang kemudian menjadi standar di industri.
Perubahan signifikan terjadi pada 2016 ketika tantangan Hard Hat viral di internet. Tantangan ini menunjukkan kekuatan topi keselamatan dengan cara unik, di mana pekerja melemparkan topi ke udara dan mendaratkannya kembali di kepala mereka. Tren ini membuktikan ketahanan helm modern terhadap benturan.
Tak hanya itu, inovasi terus berlanjut dengan diperkenalkannya desain low-profile, yang mampu mengurangi risiko tersangkut dan memberikan perlindungan maksimal bagi pekerja tambang.
Tren terbaru sejak 2016 adalah topi keras yang dilengkapi tali dagu, menyerupai helm sepeda untuk memberikan kenyamanan dan keamanan lebih baik.
Pada 2023, industri pertambangan mencatat terobosan baru dengan kehadiran HELMET-Cam, helm keselamatan yang dilengkapi alat penilaian paparan debu.
Produk ini dikembangkan melalui kerja sama Unimin dan Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dengan sistem perekaman data dalam interval dua detik, HELMET-Cam membantu memantau dan mencegah penyakit paru-paru akibat debu silika, seperti silikosis.
Ke depan, evolusi helm keselamatan diprediksi terus berkembang. Pasar helm pengaman diperkirakan mencapai nilai US$3,15 miliar pada 2030, menandakan permintaan yang terus meningkat.
Lebih dari sekadar perangkat keselamatan, helm tambang kini menjadi simbol inovasi dalam industri pertambangan yang semakin maju.