Sampah yang selama ini dianggap masalah besar, kini dilirik sebagai potensi energi masa depan. Pemerintah Republik Indonesia melalui Rapat Koordinasi Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) menegaskan kembali komitmennya untuk mengubah jutaan ton sampah menjadi listrik hijau melalui program Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Sepanjang tahun 2024, 33,8 juta ton sampah tercatat menumpuk di seluruh penjuru negeri. Dari jumlah tersebut, 40,1% atau 13,6 juta ton belum terkelola, berpotensi mencemari lingkungan jika tidak segera ditangani. Namun di balik ancaman itu, tersembunyi peluang emas: energi terbarukan yang bisa menopang kebutuhan listrik nasional.
“Pengolahan sampah menjadi energi bukan hanya solusi lingkungan, tapi juga kunci pembuka lapangan kerja hijau dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot, dalam rapat yang digelar baru-baru ini.
♻️ 33 Kota Siap Jadi Lokomotif PSEL
Pemerintah berencana membangun fasilitas PSEL di 33 kota di Indonesia, sebagai upaya konkrit menghadirkan energi ramah lingkungan yang bersumber dari sampah. Tak hanya menekan volume timbulan sampah, program ini akan menghasilkan listrik sekaligus menyerap ribuan tenaga kerja di sektor hijau.
Langkah ini juga diperkuat lewat penambahan porsi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dalam dokumen strategis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, dengan target kapasitas terpasang 452,7 Megawatt (MW). Nilai investasi yang dibutuhkan untuk menggapai target ambisius ini mencapai USD 2,72 miliar.
🔌 Dari Sampah Jadi Cahaya: Surabaya & Solo Sudah Buktikan
Bukan sekadar wacana, Surabaya dan Surakarta (Solo) sudah lebih dulu membuktikan bahwa energi dari sampah bukan mimpi. Kedua kota ini telah berhasil menghasilkan listrik dari fasilitas PSEL, sekaligus memperlihatkan model implementasi yang bisa direplikasi di kota-kota lain.
“Kita harapkan semua daerah yang menghasilkan sampah lebih dari 1.000 ton per hari bisa menerapkan PSEL, dan bagi daerah yang jumlahnya di bawah itu, dapat melakukan kerja sama lintas wilayah,” jelas Yuliot.
🏗️ Danantara Indonesia Turun Tangan Akselerasi Proyek
Untuk mempercepat realisasi program, Pemerintah menggandeng Danantara Indonesia sebagai mitra strategis dalam pembangunan proyek-proyek PSEL. Daerah-daerah yang menjadi prioritas akan difasilitasi Danantara, sementara daerah lainnya akan dibantu dalam menjalin kerja sama dengan investor atau melalui investasi murni.
“Bersama kita dorong solusi inovatif ini agar generasi mendatang menikmati lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” kata Rosan Roeslani, CEO Danantara.
🧹 Tugas Daerah: Kumpulkan, Angkut, dan Sediakan Sampah!
Namun kesuksesan PSEL tak bisa hanya dibebankan pada pusat. Pemerintah daerah juga wajib berperan aktif mulai dari pengumpulan, pengangkutan, hingga penyediaan sampah sesuai kebutuhan pengolahan. Bila ada daerah yang tak mampu memenuhi, maka dapat berkolaborasi lintas kabupaten/kota melalui koordinasi pemerintah provinsi.
✅ PSEL Bukan Sekadar Infrastruktur, Tapi Gerakan Nasional
PSEL bukan hanya soal teknologi, melainkan juga perubahan cara pandang nasional terhadap sampah. Dari musuh jadi berkah. Dari beban jadi energi.
Pemerintah berharap dengan kolaborasi lintas sektor, Indonesia bisa keluar dari krisis sampah sekaligus menyalakan masa depan yang lebih hijau dan mandiri energi.

