Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai penghasil nikel terbesar di dunia, sekaligus menjadi pemain penting di komoditas mineral strategis lainnya seperti batu bara, tembaga, bauksit, dan timah.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung dalam sambutannya di acara Wisuda D3 dan Dies Natalis ke-6 PEP Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/8/2025).
“Kalau kita tingkatkan nilai tambahnya di dalam negeri, nilainya bisa 10 kali, 20 kali, bahkan ratusan kali lipat,” tegas Yuliot, menyoroti pentingnya hilirisasi demi memaksimalkan manfaat ekonomi dari kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia.
Posisi RI di Peta Dunia: Raja Nikel & Timah, Tapi Waspada!
Yuliot menyebut, dari sisi cadangan maupun produksi, Indonesia menempati posisi elite di tingkat global:
📌 Cadangan Mineral RI di Dunia:
- Bauksit: peringkat ke-4
- Tembaga: peringkat ke-9
- Emas: peringkat ke-4
- Timah: peringkat ke-1
- Batu bara: peringkat ke-6
📌 Produksi Mineral RI di Dunia:
- Nikel & Timah: peringkat ke-1
- Batu bara: peringkat ke-3
- Bauksit & Tembaga: peringkat ke-6
- Emas: peringkat ke-8
Namun, di balik prestasi tersebut, terdapat peringatan penting: umur cadangan beberapa komoditas ini sudah menipis.
Fakta Cadangan Mineral dan Batu Bara Indonesia (2024)
📍 1. Batu Bara
- Total cadangan: 31,95 miliar ton
- Umur cadangan: ±45 tahun (dengan produksi 700 juta ton/tahun)
📍 2. Nikel
- Total cadangan: 5,913 miliar ton
- Umur cadangan: ±34 tahun (dengan produksi 173 juta ton/tahun)
📍 3. Timah
- Total cadangan: 6,43 miliar ton
(Cadangan terbukti: 1,292 miliar ton)
📍 4. Bauksit
- Total cadangan: 2,865 miliar ton
- Umur cadangan: ±343 tahun (dengan produksi 8,362 juta ton/tahun)
📍 5. Tembaga
- Total cadangan: 2,857 miliar ton
- Umur cadangan: ±26 tahun (dengan produksi 108 juta ton/tahun)
Hilirisasi: Kunci Menyelamatkan Masa Depan SDA
Dengan kondisi cadangan yang terbatas, pemerintah mendorong kebijakan hilirisasi agar komoditas ini tidak hanya dijual mentah, melainkan diproses di dalam negeri untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan ekosistem industri.
“Kalau seluruh potensi ini dimanfaatkan di dalam negeri, rantai pasok industri kita akan semakin kuat,” ujar Yuliot.
Catatan Penting: Jangan Sampai SDA Habis, Ekonomi Tak Siap
Data ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak: meski kaya SDA, cadangan kita tidak abadi. Tanpa pengelolaan yang bijak, potensi kekayaan ini bisa habis, meninggalkan beban bagi generasi mendatang.
Tagar:
#NikelIndonesia #Hilirisasi #EnergiNasional #SDAIndonesia #CadanganMineral #ESDM

