
Harga batu bara akhirnya terkoreksi tipis dalam perdagangan Rabu (30/7), setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam hampir enam bulan terakhir. Di pasar ICE Newcastle, kontrak pengiriman bulan depan ditutup melemah 0,39% ke posisi US$ 115,05 per ton.
Pelemahan ini menjadi momen penyesuaian wajar setelah reli harga yang cukup agresif belakangan ini. Dalam sepekan terakhir, batu bara masih membukukan kenaikan 4,69% secara point-to-point. Sementara dalam sebulan, harga komoditas si “emas hitam” ini telah melonjak 2,91%.
Profit Taking Menjadi Pemicu Tekanan Harga
Koreksi harga dinilai sebagai respons investor yang mulai mencairkan keuntungan setelah kenaikan tajam dalam waktu singkat.
“Setelah reli yang cukup signifikan, wajar jika pasar mulai menunjukkan gejala profit taking. Banyak investor memilih mengamankan cuan di tengah sinyal teknikal yang mulai menunjukkan kondisi jenuh beli,” ujar analis pasar komoditas.
Sinyal Overbought Makin Kuat
Secara teknikal, tren harian masih menunjukkan bahwa batu bara berada di zona bullish. Hal ini tercermin dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 77 masih di atas ambang batas bullish 50, namun sudah masuk ke area overbought (jenuh beli) yang biasanya dimulai dari angka 70.
Tekanan koreksi semakin nyata jika melihat indikator Stochastic RSI yang kini sudah menyentuh 100, angka tertinggi yang mengindikasikan kondisi pasar yang sangat jenuh beli.
Arah Pergerakan: Di Antara Support dan Resistensi
Dengan situasi teknikal seperti ini, risiko koreksi harga batu bara masih cukup terbuka. Jika tekanan jual berlanjut, harga diperkirakan akan menguji level support terdekat di US$ 112 per ton, yang juga merupakan Moving Average (MA) 5. Jika level ini tertembus, potensi pelemahan lanjutan bisa membawa harga ke area US$ 111 hingga US$ 107 per ton.
Dalam skenario terburuk, support terjauh berada di kisaran US$ 103 per ton.
Namun jika harga mampu bangkit dan menembus resisten terdekat di US$ 117 per ton, maka peluang menuju target lanjutan di US$ 121 hingga US$ 127 per ton terbuka lebar. Untuk skenario paling optimistis, harga batu bara bisa menyentuh resisten terjauh di US$ 132 per ton.