
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi tinggi terhadap semua pihak yang terlibat dalam peningkatan produksi minyak nasional, khususnya keberhasilan Blok Cepu dalam menambah produksi sebesar 30 ribu barel per hari. Kenaikan ini membawa total produksi Lapangan Banyu Urip mencapai 180 ribu barel per hari setara dengan 25 persen lifting minyak nasional.
Dalam sambutannya melalui video conference pada peresmian peningkatan produksi Blok Cepu, Presiden Prabowo menyebut pencapaian ini sebagai langkah penting menuju kemandirian energi Indonesia.
“Terima kasih kepada seluruh jajaran Kementerian ESDM, SKK Migas, dan mitra-mitra industri. Ini membanggakan saya. Pengelolaan energi yang baik tanpa kepentingan pribadi harus menjadi fondasi untuk mewujudkan energi murah dan berkelanjutan bagi rakyat,” ujar Prabowo.
Prabowo juga menegaskan komitmennya terhadap swasembada energi dan pentingnya efisiensi logistik demi menekan harga pasokan energi ke masyarakat.
“Berilah yang terbaik untuk rakyat. Kelola sumber daya alam dengan efisien dan hilangkan jalur logistik yang tidak perlu. Energi tidak boleh mahal,” tegasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa penambahan produksi ini merupakan arahan langsung Presiden Prabowo pasca dilantik. Proyek pengeboran dimulai sejak 2024 dan rampung pada semester I 2025 lebih cepat 10 bulan dari jadwal awal.
“Kami datang ke Cepu hanya enam hari setelah pelantikan Presiden. ExxonMobil bersama Pertamina berhasil menyelesaikan proyek pengeboran tujuh sumur hanya dalam waktu delapan bulan,” terang Bahlil.
Proyek bertajuk Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) ini dijalankan dengan menggunakan rig buatan dalam negeri oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia. Dengan total investasi mencapai USD 4 miliar, Blok Cepu telah menyumbang USD 30 miliar bagi penerimaan negara serta mendorong Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bojonegoro dan Cepu. Tak kalah penting, 99 persen tenaga kerja dalam proyek ini berasal dari tenaga lokal.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyebut keberhasilan proyek ini sebagai bukti meningkatnya kapabilitas industri hulu migas nasional.
“Kami mengapresiasi ExxonMobil dan seluruh pihak yang berhasil mempercepat proyek ini. Ini wujud kolaborasi yang kuat, demi meningkatkan produksi dan memperkuat ketahanan energi jangka panjang,” katanya.
Senada, President ExxonMobil Indonesia Wade Floyd menegaskan bahwa proyek BUIC merupakan hasil sinergi erat antara perusahaan, pemerintah, dan BUMN.
“Kami bangga mendukung ketahanan energi Indonesia melalui proyek ini. Komitmen terhadap keselamatan, inovasi, dan keunggulan operasional terus menjadi prioritas kami,” ucap Floyd.
Dengan peningkatan produksi ini, Indonesia menapaki langkah strategis menuju target lifting minyak nasional 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada 2029–2030, sekaligus memperkuat pondasi menuju swasembada energi.