
Tambang bawah tanah atau underground mining adalah metode penambangan yang dilakukan di bawah permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan udara terbuka. Metode ini digunakan untuk mengambil berbagai jenis logam berharga seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal dengan cara membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Proses Penambangan Bawah Tanah
Proses tambang bawah tanah diawali dengan penggalian terowongan hingga mencapai cadangan bijih mineral. Setelah itu, pekerja tambang akan meledakkan bagian bawah badan bijih agar materialnya runtuh dan bisa diangkut keluar melalui jalur yang telah dibuat sebelumnya.
Tantangan terbesar dalam proses ini adalah menjaga kestabilan batuan agar terowongan tidak runtuh. Saat bijih diledakkan, pekerja harus memastikan keseimbangan struktur tetap terjaga untuk menghindari bencana longsor atau tertimbun lumpur basah yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Selain itu, tegangan dalam tanah juga harus diperhitungkan dengan cermat. Seperti meja dengan empat kaki yang harus tetap seimbang meskipun satu per satu kakinya dipotong, kestabilan tanah di dalam tambang harus terus dikontrol agar tidak terjadi ambruk mendadak.
Risiko Besar di Tambang Bawah Tanah
Menjadi pekerja tambang bawah tanah bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain membutuhkan keahlian khusus, mereka juga harus menghadapi berbagai risiko tinggi yang bisa mengancam keselamatan, di antaranya:
- Batuan Rapuh
Struktur batuan yang tidak stabil bisa runtuh sewaktu-waktu meskipun telah ditopang dengan berbagai metode. Pekerja harus selalu waspada terhadap kemungkinan ini. - Paparan Gas Metana
Gas metana memang tidak beracun, tidak berbau, dan tidak berwarna, namun jika terhirup dalam waktu lama dapat menyebabkan gangguan paru-paru. - Gas Beracun
Gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO), hidrogen sulfida (H₂S), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur dioksida (SO₂) dapat menyebabkan kematian jika melampaui ambang batas yang ditentukan di dalam tambang. - Paparan Debu Berbahaya
Debu silika, bijih radioaktif, dan debu batubara di lokasi tambang dapat memicu masalah pernapasan serius bagi pekerja. Oleh karena itu, penggunaan alat pelindung diri (APD) serta ventilasi yang memadai menjadi keharusan dalam operasi tambang bawah tanah.
Kesimpulan
Kegiatan tambang bawah tanah adalah pekerjaan dengan risiko tinggi yang membutuhkan keahlian dan kewaspadaan ekstra. Para pekerja tidak hanya menghadapi kondisi kerja yang ekstrem tetapi juga ancaman kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, penerapan standar keselamatan yang ketat serta perlengkapan kerja yang memadai sangat penting untuk menjaga keselamatan mereka selama bekerja di kedalaman bumi.