
Pemerintah Indonesia dan Denmark mempererat kolaborasi di sektor energi terbarukan melalui penandatanganan Protokol Perubahan dan tiga Memorandum Saling Pengertian (MSP) baru hari ini di Jakarta. Kerja sama yang telah berjalan sejak 2015 ini diperpanjang untuk memperluas pengembangan teknologi hijau, efisiensi energi, dan proyek energi bersih di Indonesia.
Satu Dekade Kolaborasi Energi Bersih
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Luar Negeri Denmark Lars Løkke Rasmussen secara resmi memperbarui komitmen kedua negara dalam Indonesia Denmark Energy Partnership Programme (INDODEPP).
“Selama 10 tahun terakhir, Denmark telah menjadi mitra strategis dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia, khususnya di bidang energi angin dan efisiensi energi,” ujar Bahlil.
Tiga Nota Kesepahaman Baru untuk Proyek Hijau
Tiga MSP yang ditandatangani melibatkan pelaku usaha dari kedua negara:
- PLN Indonesia Power & Vestas – Studi bersama pemenuhan permintaan listrik hijau.
- PLN Nusantara Power & Vestas – Eksplorasi proyek pembangkit listrik EBT.
- PLN Indonesia Power & Saltfoss Energy – Pengembangan energi nuklir di Indonesia.
Denmark Bawa Teknologi dan Pengalaman Energi Angin
Denmark, sebagai salah satu pelopor energi angin terbesar di dunia, akan berbagi pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat transisi energi Indonesia.
“Kerja sama ini bukan hanya respons jangka pendek, tapi investasi untuk masa depan yang berkelanjutan,” tegas Rasmussen.
Dampak bagi Indonesia
- Peningkatan kapasitas EBT, terutama energi angin dan nuklir.
- Efisiensi energi melalui penerapan teknologi Denmark.
- Kemandirian energi dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Langkah Selanjutnya:
- Implementasi proyek percontohan energi terbarukan.
- Pertukaran ahli dan pelatihan SDM Indonesia.
- Penyusunan roadmap transisi energi hijau.