
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Dewan Kerajinan Daerah (Dekranada) Kalimantan Timur menggelar pelatihan kriya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tambang.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di Kota Balikpapan dan melibatkan 110 peserta dari berbagai daerah di Kalimantan Timur.
Pelatihan ini mencakup berbagai keterampilan, mulai dari pembuatan produk kriya seperti batik khas Kalimantan, ulap doyo dan ulap sarut, lampit, olahan kayu non-furniture, hingga kerajinan manik-manik. Tak hanya keterampilan produksi, peserta juga dibekali dengan strategi pemasaran dan manajemen usaha untuk mendukung keberlanjutan usaha mereka.
Penasehat DWP Kementerian ESDM, Sri Suparni Bahlil, yang juga Wakil Ketua Harian II Dekranas, menekankan pentingnya pengembangan masyarakat sekitar tambang secara berkesinambungan. “Masyarakat sekitar tambang seringkali menjadi pihak yang paling terdampak dari aktivitas pertambangan, baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun kesehatan,” ujarnya dalam sambutan pembukaan kegiatan.
Menurutnya, wilayah Kalimantan Timur yang kaya sumber daya alam masih memiliki kelompok masyarakat yang belum sepenuhnya menikmati manfaat dari kegiatan pertambangan. “Masyarakat ini harus mendapatkan manfaat nyata, termasuk melalui program-program pemberdayaan seperti pelatihan ini,” lanjut Sri Bahlil.
Kepala Dinas ESDM Kalimantan Timur, Bambang Arwanto, juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini. Ia menyebut bahwa pihaknya turut berperan aktif dengan menghadirkan binaan dan memperkuat ekosistem kriya lokal. “Kami ingin masyarakat di sekitar tambang memperoleh keterampilan yang berguna dan bisa meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Salah satu peserta pelatihan, Kartini Magdalena dari Suku Dayak Kenya di Kutai Timur, mengungkapkan manfaat besar dari kegiatan ini. “Pelatihan ini membantu kami membuat produk lokal berkualitas dan meningkatkan penjualan. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut,” tuturnya.
Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang, sekaligus menjaga dan mengembangkan potensi lokal Kalimantan Timur.