
Tumpukan sampah yang selama ini menjadi momok di berbagai kota di Indonesia ternyata menyimpan potensi luar biasa sebagai sumber energi alternatif. Dalam acara Green Energy Summit 2025 yang digelar di Jakarta pada Selasa (23/9), Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot, menegaskan bahwa pengelolaan sampah kota harus menjadi prioritas, bukan hanya untuk kebersihan lingkungan, tetapi juga sebagai solusi energi masa depan.
“Sampah menjadi sumber permasalahan di setiap perkotaan di Indonesia. Tahun 2024, total sampah kota yang dihasilkan mencapai sekitar 33,8 juta ton. Dari jumlah itu, hanya 60 persen yang dikelola, sedangkan sisanya sekitar 13,6 juta ton belum tertangani dengan baik,” ujar Yuliot.
Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa sekitar 20,2 juta ton sampah telah dikelola secara layak, namun masih ada potensi besar yang belum dimanfaatkan. Penumpukan sampah yang tidak terkelola ini bisa memicu pencemaran udara, bau tak sedap, dan masalah sosial-lingkungan lainnya.
Namun, alih-alih jadi musibah, sampah justru bisa menjadi berkah jika dikelola dengan pendekatan Waste-to-Energy (WtE) atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
“Pengelolaan sampah yang baik memberikan tiga manfaat utama: meningkatkan kualitas lingkungan, menciptakan kawasan perkotaan yang lebih bersih, dan menambah pasokan energi hijau,” lanjut Yuliot.
Kementerian ESDM pun bergerak cepat. Sejumlah regulasi baru tengah disiapkan untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT), termasuk dalam konteks pemanfaatan sampah sebagai sumber energi. Mulai dari tingkat undang-undang, peraturan pemerintah, hingga peraturan menteri sedang ditata ulang untuk mendukung implementasi WtE.
“Kita sedang menata regulasi, mulai dari UU hingga ke peraturan menteri. Tujuannya jelas: pengembangan EBT bisa segera diimplementasikan secara nyata, termasuk pengembangan teknologi PLTSa,” tegasnya.
Transformasi sampah menjadi energi ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, yang mendorong keberlanjutan dan ketahanan energi nasional berbasis lingkungan. Dengan teknologi PLTSa, tumpukan sampah bukan lagi masalah, tapi bisa diubah menjadi sumber energi listrik ramah lingkungan. Tak hanya membantu mengurangi limbah, tapi juga ikut menjaga bumi tetap bersih dan sehat untuk generasi mendatang.